Gelora Tahun Baru & Hikmahnya
Tanpa terasa, tahun 2010 telah berlalu. Kini kita telah berada di tahun 2011,
terasa begitu cepat masa berganti, rasanya baru kemarin kita berada dalam era
2010, akan tetapi sekarang kita sudah ditinggalkannya.. Good Bye 2010!!!!!!!
Merupakan suatu kelaziman didaerah kita, moment perayaan tahun baru
ditandai dengan berbagai aktifitas; ada yang “bakar-bakaran” ada yang “bunyi-bunyian”
dan ada yang “sembunyi-sembunyian” Dua suku kata yang bertanda kutif
(“) serta beraksen ketik miring dari ketiga ungkapan diatas adalah pemandangan
umum yang biasa dilakukan khususnya di masyarakat kita.
Moment perayaan tahun baru dengan ketiga aktifitas itu hanyalah aktifitas
fisik/lahiriah, namun dibalik semua itu sebetulnya ada hikmah/pelajaran yang
dapat kita ambil dalam rangka “melepas” setiap pergantian tahun.
- Kegiatan “BAKAR-BAKARAN” Kegiatan relevant yang biasa dilakukan misalnya bakar ikan, bakar ayam, bakar jagung bahkan bakar daging seperti sate dan lain sebagainya. Namun sebenarnya kegiatan ini bias kita lakukan dilain waktu.
Add captio |
Yang
harusnya membuat kita penasaran untuk selalu memikirkan dan mengambil
hikmah/pelajaran adalah: kenapa kegiatan itu selalu menyertai moment menyambut
tahun baru?
Jawabannya
adalah bahwa pergantian tahun baru pada hakekatnya juga haruslah merupakan
pergantian “diri” kita. Kita harus merubah diri menjadi LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA.
Peristiwa bakar-bakaran pada dasarnya suatu lambang bahwa
kita harus “membakar” ahlaq/tabi’at kita yang tidak baik dan merubahnya dengan
yang lebih baik. Seperti : semua sisi gelap sifat kita ditahun lalu diganti dengan
sifat baik. Begitu juga sifat sombong, ujub, ria, takabur, serakah/tamak, iri/
dengki, kikir, gila hormat, rindu sanjungan, kangen pujian, hasrat kita yang
selalu ingin menguasai, ingin selalu terlihat lebih dari orang lain, senang
melihat orang susah dan susah/risih bila melihat orang senang, mencemooh,
ghibah (bergunjing), naimimmah (mengadu-domba), fitnah, hipokrit (bermuka dua),
mengeruk keuntungan dalam kepahitan orang lain (opportunist) dan sebagainya.
- Peristiwa BUNYI-BUNYIAN
Bunyi-bunyian yang biasa
dilakukan dalam menyambut moment tahun baru biasanya dengan meniup terompet,
menyulut petasan atau juga dengan menyalakan kembang api yang kemudian disusul
dengan bunyi (fire-works) bahkan dengan membunyikan sirine. Semua itu dilakukan
agar terdengar bunyi-bunyian disaat pergantian tahun.
Adapun Hikmah
mengeluarkan bunyi-bunyian dalam menyambut moment pergantian tahun adalah
sebagai symbol/pertanda untuk membangunkan, menyadarkan/menggugah kesadaran
Sebagai
contoh orang memukul bedug di masjid manakala waktu shalat tiba, itu artinya
bahwa mereka ingin menyampaikan pesan/menyadarkan kita bahwa telah tiba waktu
shalat
Demikian
pula bunyi-bunyian dalam menyambut tahun baru, hai….bangun……..hai
sadar…………….hai ngeh…. eling..eling sekarang tahun telah berganti, sadarlah
zaman udah berganti, kembalilah ke jalan Allah... kiamat udah dekat..
Kita disadarkan untuk bangun dan terjaga……………. kita harus
cepat-cepat “bangun” diri kita: Kita harus segera menyingsingkan lengan baju
agar dapat menatap masa depan lebih cerah, gemerlap, indah laksana kembang api
yang dinyalakan. Kita harus menggelorakan semangat yang keras dan selalu bergema laksana
bunyi terompet, sirine dan petasan.
Bunyi terompet akan lebih keras bila kita meniup lebih
kencang, bunyi petasan akan lebih menggelegar bila petasannya besar dan bunyi
sirine akan nyaring lebih lama bila tombol terus kita tekan. Begitu pula, hidup
kita akan “bersinar”, “indah” dan “gemerlap” bila semangat terus kita kobarkan,
hasrat/motivasi terus kita tanamkan dan disiplin/kerja-keras terus kita
pelihara.
- Kegiatan/Peristiw a “SEMBUNYI-SEMBUNYI”
Ada juga kegiatan/peristiwa dalam
menyambut tahun baru yang bisa dikatakan “sembunyi-sembunyi” (dalam tanda
kutif), ada yang “menyembunyi” ke pantai, ada yang menyembunyi ke gunung, ada
yang “menyembunyi” ke hotel, night club, karaoke, rumah-bordir, panti-pijat dsb.
Saya
tidak akan meng-‘hitam’ atau ‘putih’-kan kegiatan tersebut karena diluar
konteks, tapi konteks yang ingin penulis kemukakan adalah hikmah/pelajaran dari
kebiasaan kita menyambut tahun baru dengan perisitwa/kegiatan
“sembunyi-sembunyi” (dalam tanda-kutif)
Bahwa
kegiatan “sembunyi” tersebut pada haqekatnya merupakan pesan buat kita untuk
senantiasa merenung/ber-kontemplasi atau instrosfeksi/ber-muhasabbah akan diri
dan kehidupan kita.
Moment
pergantian tahun adalah moment yang ideal untuk instrosfeksi………………ya..instrosfeksi
mengenai hubungan kita dengan Alloh, dengan Manusia dan dengan Alam.
Oleh
karena itu dengan moment tahun baru ini, mari kita “bakar” sisi gelap
sifat/tabiat kita, kita bunyikan/gelorakan semangat kita, dan kita
renungkan/instrosfeksi diri dan kehidupan kita……
“Selamat Tahun Baru
2011” rahmat dan sayang Allah semoga tetap menyertai kita, Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkaryalah. terima kasih