Inspirasi

"Students don`t Care How Much You Know until They Know How Much You care" -=Siswa tidak peduli Betapa pintarnya Seorang guru, Yang mereka pedulikan adalah apakah guru tersebut juga peduli terhadap dirinya=-

Selasa, 06 Desember 2011

LAPORAN PTK AGAMA SMP N 35 PADANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam adalah salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir dan tingkah laku siswa. Peranan pendidikan agama Islam sangat menentukan terhadap prilaku dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.  Mengingat pentingnya pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pembentukan pola pikir siswa dan tingkah laku, tidaklah berlebihan jika siswa diharapkan mempunyai pemahaman yang baik tentang pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama Islam merupakan suatu pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan sebagai makhluk ciptaan-Nya. Artinya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut, namun ketika siswa hanya diam dan tidak memperhatikan sama sekali, maka  siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat dikatakan aktif dan dapat mengakibatkan hasil belajar yang rendah.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus untuk mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Usaha tersebut di antaranya dengn penyempurnaan kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menambah sarana  dan prasarana pendidikan serta  mengadakan pembinaan guru melalui penataran. Beberapa usaha untuk mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam juga telah dilakukan di SMPN 35 Padang, namun usaha tersebut masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak siswa yang kurang memahami pendidikan agama Islam dengan baik, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa ketika pembelajaran berlangsung hanya 40 % dan  rata-rata nilai ulangan harian siswa hanya 5,6.
 Rendahnya aktifan dan capaian hasil belajar tersebut merupakan indikasi bahwa pembelajaran itu berjalan dengan tidak efektif. Capaian hasil belajar yang belum optimal menunjukkan telah terjadinya kesenjangan antara kenyataan dengan harapan. Rendahnya aktifan dan hasil belajar diduga karena adanya beberapa komponen pembelajaran yang belum berfungsi secara baik. Oleh karena itu, guru dan siswa adalah komponen yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan, maka ada beberapa faktor penyebab rendahnya aktifitas dan hasil belajar, di antaranya; siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang disebabkan tidak mengerjakan PR, siswa jenuh ketika belajar pendidikan agama Islam, siswa terdorong melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran seperti membaca, mengobrol, bermain, berdiam diri tanpa memperhatikan keterangan guru dan bahkan ada yang keluar yang disebabkan guru terlalu monoton dalam satu metode pembelajaran.
Melihat dari kondisi yang ada di lapangan dengan yang idealnya, sangat jauh berbeda, karena pendidikan agama Islam sudah sepantasnya dikuasai oleh siswa sebagai pedoman dalam menjalankan hidup dan hasil belajar yang diperolehnya berada di bawah rata-rata Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Sedangkan secara idealnya mereka harus mampu menguasai Pendidikan agama Islam yang akan diterapkan dalam kehidupan dan memiliki nilai minimal rata-rata Kriteria Ketuntasan Belajar (6,5), namun itu semua masih jauh dari apa yang diharapkan.
Sifat pembelajaran pendidikan agama Islam sekolah yang berjenjang dan spiral membuat masalah di atas tidak bisa terus-menerus dibiarkan, karena akan membuat siswa menghadapi kendala untuk maju ke tahap pembelajaran berikutnya. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan pembaharuan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam hal ini guru harus dapat melaksanakan model pembelajaran yang dapat mendukung  keberhasilan siswa dalam memahami pendidikan agama Islam dengan baik.
Menciptakan proses pembelajaran yang menunjang keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dan hasil belajarnya menjadi lebih baik, guru dapat menerapkan dan merancang berbagai strategi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk dapat menunjang aktifitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajarnya meningkat adalah melalui pembelajaran model kooperatif tipe berkirim salam dan soal. Pembelajaran model kooperatif tipe berkirim salam dan soal ini siswa diberi kesempatan untuk memahami pendidikan agama Islam. Siswa  dilatih untuk dapat bekerja sama dengan teman-teman sekelompoknya dan mengembangkan ide-ide mereka kemudian menerangkannya dalam bentuk soal yang nantinya akan dikirim ke kelompok lain. Di samping itu mereka juga dituntut untuk mampu memberikan solusi dari soal yang diajukan oleh kelompok lain. Pembelajaran melalui model kooperatif tipe berkirim salam dan soal akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan selanjutnya akan meningkatkan hasil belajarnya.
Oleh karena itu, melalui penelitian akan dilihat apakah pembelajaran pendidikan agama Islam melalui model kooperatif tipe berkirim salam dan soal dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1.      Apakah penggunaan model kooperatif tipe  berkirim salam dan soal dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas VII di SMPN 35 Padang?
2.      Apakah penggunaan model kooperatif tipe berkirim salam dan soal dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Padang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan informasi tentang strategi pembelajaran melalui upaya :
3.      Meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar pendidikan agama Islam pada kelas VII  SMPN 35 Padang melalui model kooperatif tipe berkirim salam dan soal.
4.      Meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa pada kelas VII  SMPN 35 Padang melalui model kooperatif tipe berkirim salam dan soal.
D.  Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar terutama bermanfaat bagi:
  1. Siswa dalam mengatasi berbagai kendala dalam belajar seperti ketidakaktifan dalam belajar, kejenuhan dalam pembelajaran, sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
  2. Guru dalam rangka menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, sehingga dapat mengaktifkan Siswa dalam proses pembelajaran.
  3. Tenaga kependidikan lainnya dalam menciptakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Kerangka Teoritis
1.   Aktifitas Belajar
Herman Hudoyo (1979:109)  ”mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.”
Dalam hal ini bahwa seorang siswa yang aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan guru harus berupaya mengkoordinasikan siswa sedemikian rupa sehingga mereka berpeluang untuk aktif. Siswa dalam proses pembelajaran harus banyak melakukan aktivitas. Guru tidak perlu menjelaskan seluruh pengetahuan kepada siswa dan tidak perlu menjajahi siswa dengan sejumlah pengetahuan, melainkan memberikan kesempatan kepada siswa itu sendiri yang meraih materi itu.
Menurut Silberman (2004:4) ”Hal yang menyebabkan kurang aktifnya kegiatan belajar ketika siswa  beranjak dewasa adalah guru merasa terikat oleh mata pelajaran mereka dan tertekan oleh terbatasnya waktu yang mereka miliki untuk mengajarkannya”.
Untuk dapat menanggulangi keterbatasan waktu yang dimiliki dalam mengajarkan materi, siswa dapat diberikan semacam tugas yang dapat mereka pelajari di luar jam pelajaran. Dengan adanya tugas ini siswa bisa lebih memahami materi pelajaran karena memiliki kesempatan untuk menggunakan beragam cara belajar.
Dalam proses pembelajaran siswa melakukan bermacam-macam aktifitas, menurut Sardiman (2001:99) aktifitas yang dapat dilakukan siswa selama pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Visual aktifities, misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan.
2)      Oral Aktifities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
3)      Listening aktifities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato.
4)      Writing aktifities, seperti menulis cerita, laporan, angket.
5)      Drawing aktifities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6)      Motor aktifities, yang termasuk di dalamnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, merevarasi.
7)      Mental aktifities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8)      Emotional aktifities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, berani, tegang, gugup.

Aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran tersebut sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator harus mampu merangsang supaya aktifitas-aktifitas siswa tersebut dapat muncul secara optimal dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka aktifitas belajar yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah (1) membaca, (2) berdiskusi, (3) bertanya, (4) menjawab pertanyaan , (5) memperhatikan, (6) semangat, (7) mencatat, dan (8) mengemukakan  pendapat.
2.   Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil  belajar yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran dapat diketahui melalui  salah satu indikator hasil belajar yaitu tes, karena tes merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Arikunto (1992:7) ”Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa dan penggunaan metode sudah tepat atau belum”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan  indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan dalam menguasai suatu konsep yang telah dipelajari serta untuk melihat ketuntasan belajar siswa.
3.   Pembelajaran pendidikan agama Islam
Belajar merupakan kegiatan yang dapat memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap pada diri seseorang. Orang yang telah belajar memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan oleh Slameto (1995:3)
1). Perubahan yang terjadi secara sadar; 2) perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional; 3) perubahan dalam belajar bersifat tetap; 4) perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif; 5) perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah; 6) perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek.

Untuk mencapai perubahan-perubahan dalam belajar, guru hendaknya dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Muliyardi (2003: 3) ”Pembelajaran  merupakan upaya untuk membangkitkan insiatif dan peran siswa dalam belajar”.
Berdasarkan hal tersebut, siswa yang aktif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat mengkonstruksi pengetahuannya, sedangkan guru tetap berperan sebagai motivator dan fasilator. Sebagai fasilator guru harus mampu menciptakan suasana yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial.
Pembelajaran pendidikan agama Islam  yang melibatkan  siswa aktif secara mental akan membentuk kepribadian siswa, siswa  aktif secara fisik akan membuat siswa dapat melakukan aktifitas berbicara, menulis dan membaca. Di samping itu, pembelajaran pendidikan agama Islam yang melibatkan siswa aktif secara sosial akan  melibatkan siswa untuk saling berhubungan dengan siswa lainnya. Dengan kata lain dapat mengajak siswa berinteraksi dengan sesamanya. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran pendidikan agama Islam perlu diterapkan model pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar.

4.   Pembelajaran  Kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar di dalam kelas yang terdiri dari sekelompok kecil  siswa  yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan  suatu masalah. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Muliyardi (2003 :100) ”Pembelajaran kooperatif mencakup sekelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas  atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai  tujuan bersama”.
Maka adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif seperti yang diungkapkan oleh Arends (1994:407)  sebagai berikut;
1.      Siswa bekerja dalam kelompoknya untuk menjadi kelompok ahli dalam materi pembelajaran
2.      Kelompok terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah
3.      Kelompok terdiri dari jenis kelamin yang berbeda  antara kelompok 
4.      Sistem penulisan lebih berorientasi kepada penilaian kelompok dari nilai perorangan.

Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran kooperatif, maka ada enam fase yang harus dilalui oleh guru dan siswa yang terlibat dalam  proses pembelajaran. Fase-fase tersebut sebagai berikut :
1.      Provide Objective and self” guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan kerangka tugas pembelajaran.
2.      Present information”, yaitu guru menyampaikan informasi kepada siswa bisa dalam bentuk verbal (ceramah) ataupun dalam bentuk penyampaian teks.
3.      Organize Students in learning team”, guru menjelaskan dan membantu  siswa membentuk kelompok dan membantu  setiap kelompok  melakukan perubahan yang efisien.
4.      Assist team work study”, yaitu guru membantu kelompok, menunjukkan cara melakukan  sesuatu (bekerja) dan membantu berlangsungnya proses pembelajaran .
5.      Testing ”, yaitu guru mengevaluasi pengetahuan tentang materi yang diajarkan atau hasil prestasi kerja kelompok.
6.      Recognize Achievemenf”, yaitu usaha guru dalam mendeteksi keberhasilan, baik keberhasilan individu maupun keberhasilan  kelompok.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar kelompok sekaligus bertanggung jawab pada aktifitas belajar kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.
      5.   Teknik Berkirim Salam dan Soal

Model pembelajaran kooperatif dengan teknik berkirim salam dan soal akan memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka dalam  menyelesaikan soal-soal pendidikan agama Islam. Dalam proses pembelajaran siswa dibimbing untuk membuat soal pendidikan agama Islam sehingga mereka akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menguasai konsep-konsep pendidikan agama Islam agar dapat menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman sekelasnya. Di samping itu, siswa memiliki  tanggung jawab dalam proses pembelajaran sehingga mereka menggali sendiri materi.
Pembelajaran kooperatif dengan bentuk berkirim salam dan soal tersebut siswa bekerja sama dan saling membantu membuat soal dan jawabannya, kemudian soal dikirim kepada kelompok lain. Selanjutnya siswa bersama anggota kelompoknya bekerja sama menyelesaikan soal kiriman dari kelompok lain. Di samping itu juga, masing-masing anggota kelompok akan memberikan semangat kepada salah satu anggota yang dipanggil maju  ke depan kelas untuk menjelaskan hasil diskusinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita Lie  (2002:50) ”Kelompok bisa memberi semangat salah satu rekannya yang dipanggil maju oleh guru”.
Pembentukan soal melalui teknik pembelajaran kooperatif berkirim salam dan soal dapat melatih siswa untuk mengembangkan dan menyelesaikan sendiri soal yang dibuatnya. Soal ini diperoleh dengan mengadakan perubahan pada soal yang telah ada atau dengan sedikit perubahan.
Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pembentukan soal, guru perlu memberikan beberapa contoh soal dengan cara sebagai berikut :
1.      Membentuk soal dari soal yang sudah ada, atau memperluas soal yang sudah ada.
2.      Membentuk soal dari situasi atau gambar   konkrit (alat peraga)
3.      Membentuk sejumlah soal yang mirip, tetapi dengan taraf kesulitan yang berbeda dan bervariasi.

B. Hipotesis Tindakan

Untuk dapat memahami suatu konsep dalam Pendidikan agama Islam, siswa harus benar-benar aktif, dengan kata lain, bahwa belajar bukan hanya menyerap informasi secara pasif, melainkan secara aktif menciptakan pengetahuan dan keterampilan. Salah satunya adalah dengan menerapkan teknik pembelajaran kooperatif berkirim salam dan soal dalam pelajaran pendidikan agama Islam. Teknik pembelajaran kooperatif ini melatih siswa untuk mengembangkan soal beserta penyelesaiannya. Secara tidak langsung akan memotivasi dirinya untuk memahami konsep-konsep dasar pendidikan agama Islam pada pokok bahasan tersebut.
Dalam membuat soal diperlukan daya kreatifitas siswa sehingga dapat membantu siswa untuk mencari alternatif soal baru. Berdasarkan hal tersebut, maka teknik pembelajaran kooperatif berkirim salam dan soal akan membimbing siswa tersebut untuk melibatkan diri secara lebih aktif sehingga dapat mengurangi peran guru yang dominan, menyebabkan timbulnya tanggung jawab pada diri siswa terhadap soal yang dibuatnya dan melibatkan diri lebih banyak dalam menelaah materi dan konsep-konsep pendidikan agama Islam sehingga pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pendidikan agama Islam dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, pembelajaran  kooperatif dengan teknik berkirim salam dan soal akan meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

BAB  III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitan ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan upaya peningkatan aktifitas dan hasil belajar. Penelitian ini dilakukan  pada semester ganjil tahun pelajaran 2008 / 2009 selama 3 (Tiga) bulan yang dimulai pada bulan Juli  sampai dengan Oktober 2008
Adapun tempat penelitian ini dilakukan di SMPN 35 Padang. Pemilihan tempat ini diambil karena pada tempat tersebut peneliti melaksanakan tugas sebagai guru. Di samping itu, keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya pendidikan agama Islam sangat kurang dan hasil belajarnya sangat rendah dibandingkan dengan nilai standar pada Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) sekolah.

B.     Subyek Penelitian

 Subjek dalam penelitian ialah kelas VII SMPN 35 Padang tahun pelajaran 2008/ 2009 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

C.    Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:


Siklus 1
  1. Perencanaan
-          Memilih atau menetapkan materi yang disajikan
-          Menyiapkan RPP berdasarkan  topik untuk penelitian dan skenario pembelajaran
-          Menetapkan buku sumber
-          Merancang instrumen tes uji instrumen (free test)
-          Merancang instrumen berbentuk lembar observasi aktifitas siswa
-          Merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan
-          Menyusun dan menetapkan teknik pengumpulan data
-          Menyiapkan daftar hadir siswa
-          Menyiapkan instrumen untuk tes hasil akhir
-          Menyiapkan daftar nilai tes kemampuan siswa
-          Menyusun serangkaian rencana tindakan secara menyeluruh yang akan dilaksanakan.
  1. Tindakan
Dalam pelaksanaan siklus I dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
-          Memberikan tes awal kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai.
-          Menjelaskan materi yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal.
-          Menjelaskan pembelajaran yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal.
-          Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa yang mempunyai  kemampuan akademik yang berbeda
-          Guru membagikan buku paket yang berhubungan dengan materi
-          Setiap kelompok membaca dan memahami materi
-          Setelah selesai membaca dan memahami materi, masing-masing kelompok berdiskusi untuk membuat soal dan jawaban berdasarkan materi masing-masing.
-          Setelah selesai berdiskusi, guru mengumpulkan lembar jawaban yang telah dibuat oleh tiap-tiap kelompok.
-          Setiap kelompok mencabut nomor untuk dua kelompok yang lainnya
-          Dua orang dari dua kelompok mengirimkan soal kepada dua kelompok yang terpilih, sementara kelompok yang lain menunggu soal yang akan dikirim dari dua kelompok yang lain.
-          Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan soal kiriman kelompok lain.
-          Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok mengembalikan lembar soal dan jawaban ke kelompok asal.
-          Kemudian jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban dari kelompok lain dengan cara guru memanggil salah satu anggota kelompok untuk menyebutkan jawaban tersebut serta kelompok lain memeriksa kebenaran jawabannya.
-          Melakukan evaluasi tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal dengan memberikan tes tentang materi pelajaran yang telah diberikan selama periode siklus pertama.
  1. Observasi
-          Melaksanakan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan kolaborator menggunakan catatan lapangan lembar observasi.
-          Mencatat semua aktifitas siswa dalam pembelajaran baik positif maupun negatif dengan mengisi lembar observasi yang telah  disediakan.
-          Mengobservasi dan mencatat kegiatan siswa  yang menjadi anggota kelompok yang  berperan aktif.
  1. Refleksi
-          Melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil observasi melalui catatan  pada lembar observasi tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus pertama.
-          Melakukan evaluasi terhadap kemampuan siswa dalam menjawab tes akhir dan merencanakan tindakan berikutnya.
-          Evaluasi terhadap capaian yang diperoleh pada  siklus 1 didasarkan pada dua hal yaitu tingkat keaktifan siswa dan hasil belajar. Apabila jumlah siswa yang melaksanakan aktifitas pembelajaran kurang dari 70 % dan rata-rata kemampuan menjawab tes akhir kurang dari 6,5, maka tindakan dilanjutkan ke siklus 2.

Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 polanya sama dengan siklus 1, setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya.

4.  Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini terdiri dari :
1.      Lembar Observasi
Lembar observasi  digunakan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
2.   Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan  untuk mendapatkan data hasil belajar pada setiap siklus.
5.      Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan beberapa teknik analisa data yaitu;
1.   Analisis Observasi
                  Hasil observasi dianalisis dengan metode analisis deskriptif
2.   Analisis Hasil Belajar
Analisis hasil belajar dianalisis dengan metode statistik deskriptif kualitatif untuk melihat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Karna PTK termasuk jenis penelitian kualitatif. Sedangkan untuk melihat perbedaan hasil belajar setelah tindakan, digunakan teknik perbedaan mean score.

6.      Analisis Reflektif
Analisis reflektif dilakukan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran sehubungan dengan kepuasan peneliti dalam usaha mencapai tujuan penelitian, dengan pengertian bahwa perlakuan dalam pembelajaran ”bagaimana” telah mencapai hasil ”seperti apa” serta bagaimana perlakuan dalam pembelajaran berikutnya.

7.      Indikator Kerja
Kondisi  siswa selama ini dalam pelaksanaan proses pembelajaran  masih 40 % yang aktif, maka dengan adanya tindakan kelas ini diharapkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran  meningkat menjadi 70 %.
Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa setelah diadakan evaluasi dalam setiap kompetensi dasar memiliki nilai rata-rata 56, maka dengan adanya penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran sebelumnya, jadi setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teknik berkirim salam dan soal diharapkan mempunyai nilai rata-rata minimal 6,5.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan sesuai dengan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan perenungan (reflection). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus yang bertujuan untuk melihat upaya meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
A. HASIL PENELITAIN
1. Kondisi Awal
Kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama  ini yang ditemui pada siswa ­+  40 % yang terlibat aktif, selebihnya  ketika berlangsungnya proses belajar mengajar perhatiannya tidak terfokus kepada pembelajaran. Ada yang kerjanya mencoret-coret buku, mengajak kawannya berbicara-bicara, tiap sebentar ada yang minta izin, bahkan ada yang duduk sambil tidur-tiduran. Sedangkan bila dilihat dari hasil evaluasi belajarnya diperoleh nilai rata-rata persentase 50. Hal ini sangatlah rendah dan banyak siswa tidak memenuhi nilai sebatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

     2. Pelaksanaan Penelitian pada Siklus I
Untuk lebih jelasnya tentang tahap-tahap penelitian pada masing-masing siklus yaitu :

a.       Perencanaan (planning)

1).          Memilih atau menetapkan materi yang disajikan
2).          Menyiapkan RPP berdasarkan  topik untuk penelitian dan skenario pembelajaran
3).          Menetapkan buku sumber
4).          Merancang instrumen tes uji instrumen (free test)
5).          Merancang instrumen berbentuk lembar observasi aktifitas siswa
6).          Merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan
7).          Menyusun dan menetapkan teknik pengumpulan data
8).          Menyiapkan daftar hadir siswa
9).          Menyiapkan instrumen untuk tes hasil akhir
10).   Menyiapkan daftar nilai tes kemampuan siswa
11).   Menyusun serangkaian rencana tindakan secara menyeluruh yang
          akan dilaksanakan.

b.                  Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
            Pertama guru memberikan tes awal kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Hasil tes awal siswa memiliki nilai rata-rata 51,18 dengan nilai maksimum 76,00 dan nilai minimum 36,00.
Kedua, guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari lima orang siswa dalam satu kelompok yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda. Pembagian kelompok dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.
Daftar nama kelompok siswa kelas VII. 2 SMPN 35 Padang

No
Nama Siswa
L/ P
Kelompok
1
Ilham
L

I
2
Aditya Andri
L
3
Intan Purnama Sari
P
4
Arief Setra
L
5
Deriani Susanti
P
6
Mardion Eka Putra
L

II

7
Riberto Banuatan
L
8
Ayu Aprilia
P
9
Silvana Azri
P
10
Febi Melita Sari
P
11
Dani Afriwandi
L

III
12
Dina Genesha
P
13
Fidia Amanda
P
14
Ade Syaputra
L
15
Febrina Rahmadani
P
16
Doni Fernando
L


IV
17
Dodi Afdal
L
18
Iis Marta Dewi
P
19
Nur'aini
P
20
Jasni Hayati
P
21
Syarifah Mulya Safitri
P

V

22
Dessi Andriani
P
23
Yudiansyah Rifchi
L
24
Nofriyanda Putra
L
25
Mentari Arisandi
P
26
Putri Handayani
P


VI
27
Syamsurizal
L
28
Yoki Idris
L
29
Rizky Adi Putra
L
30
Yola Selvia Anggia
P
31
Viki Novandas
L

VII
32
Winda Wati
P
33
Andri Nifdolla
L
34
Tessa Risna Dila
P

Ketiga, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan menggunakan metode kooperatif tehnik berkirim salam dan soal serta menyampaikan tujuan pembelajaran materi tersebut. Selanjutnya masing-masing kelompok berdiskusi untuk membuat yel-yel masing-masing. Kemudian setiap kelompok membaca, memahami materi dan berdiskusi membuat soal serta jawaban berdasarkan materi.
Keempat, guru mengumpulkan lembar jawaban yang telah dibuat oleh tiap-tiap kelompok. Selanjutnya guru meminta setiap kelompok mencabut nomor untuk dua  kelompok yang lainnya.
Kelima, guru mempersilahkan dua orang dari dua kelompok mengirimkan soal kepada dua kelompok yang terpilih, sementara kelompok lain menunggu soal yang akan dikirim dari kelompok lain.
Keenam, guru mempersilahkan kelompok yang mendapat kiriman soal untuk menjawab soal kelompok lain, selanjutnya guru mencocokkan jawaban tersebut dan memeriksa kebenaran jawabannya hingga akhirnya setiap kelompok mendapat kesempatan yang sama untuk tampil.
Ketujuh, guru melakukan evaluasi tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal dengan memberikan tes tentang materi pelajaran yang telah diberikan selama periode siklus pertama.

 c. Observasi
Evaluasi terhadap capaian yang diperoleh pada  siklus I didasarkan pada dua hal yaitu tingkat keaktifan siswa dan hasil belajar. Apabila jumlah siswa yang melaksanakan aktifitas pembelajaran kurang dari 70 % dan rata-rata kemampuan menjawab tes akhir kurang dari 6,5, maka tindakan dilanjutkan ke siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 polanya sama dengan siklus 1, setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya.

1.      Hasil Observasi aktifitas siswa
No
Indikator
Hasil Observasi Siklus 1
Rata-Rata Hasil
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Observasi Siklus I
1.
Membaca
62.00%
71.00%
66.50%
2.
Berdiskusi
53.00%
59.00%
56.00%
3.
Bertanya
56.00%
62.00%
59.00%
4.
Menjawab pertanyaan
62.00%
65.00%
63.50%
5.
Memperhatikan
65.00%
65.00%
65.00%
6.
Semangat
65.00%
68.00%
66.50%
7.
Mencatat
71.00%
74.00%
72.50%
8.
Mengemukakan pendapat
50.00%
59.00%
54.50%

Jumlah
484.00%
523.00%
503.50%

Persentase Rata-rata
60.50%
65.38%
62.94%
Data yang diperoleh  pada siklus I tentang aktifitas siswa  setelah pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal dilaksanakan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan. Rangkuman hasil observasi secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 3 berikut :

Tabel 2
 Rangkuman hasil observasi aktifitas siswa setelah dilakukan siklus I


Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus I terlihat bahwa persentase aktifitas terendah adalah siswa yang melakukan diskusi sebesar 56,00 %  dan mengemukakan pendapat sebesar  54,50 %,  sedangkan persentase aktifitas  tertinggi  adalah semangat sebesar 72,50 %. Berdasarkan observasi dan analisa  terhadap seluruh aktifitas siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 62,94  % .
Setelah dilakukan observasi pada siklus I, diperoleh angka 62,94 %. Artinya dari 8 indikator aktifitas yang telah ditetapkan sebelumnya , sebagian besar siswa masih kurang dalam melaksanakan aktifitas pembelajaran di dalam kelas. Jadi, dalam pembelajaran model kooperatif tipe tehnik berkirim salam dan soal masih terdapat kelemahan-kelemahan yang ditemui di lapangan. Di mana siswa masing canggung berdiskusi, mengeluarkan pendapat, begitu juga dalam membuat pertanyaan masih sama betul dengan yang ada dalam buku paket. Dengan demikian, tindakan dapat dilanjutkan pada siklus II.

2.      Hasil Evaluasi Belajar
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang diberikan oleh guru pada akhir tindakan pertama. Skor hasil belajar rata-rata secara keseluruhan juga dijadikan indikator kinerja tindakan pada siklus I. Perhitungan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa mengungkap pada siklus I adalah 62,88  Capaian tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model kooperatif tehnik berkirim salam dan soal.

       d.  Analisis Reflektif
Berdasarkan jumlah siswa yang melaksanakan aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model koperatif tehnik berkirim salam dan soal melalui observasi bersamaan dengan tindakan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang ragu-ragu dan kurang faham. Keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I dapat dipersentasekan dengan rata-rata 62,94 %.
Untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan dari hasil observasi pada siklus I, guru memberikan motivasi bahwa siswa yang bersifat positif akan mendapat reward.
Indikator kinerja berikutnya adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang dicapai siswa pada siklus I. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa hanya 62,88 , hal ini belum dapat memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 65.
Berdasarkan analisis terhadap  indikator tersebut serta kelemahan-kelemahan yang ditemui pada siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja dalam tindakan siklus I belum memenuhi capaian minimal yang telah ditetapkan. Berarti penelitian ini perlu dilanjutkan pada  siklus II.


      3. Pelaksanaan Penelitian pada Siklus II
Kegiatan penelitian pada siklus kedua ini merupakan lanjutan dari penelitian siklus pertama. Rangkaian kegiatan penelitian pada siklus II ini sama dengan rangkaian kegiatan siklus I. Tapi ada yang diperbaiki atau direvisi terutama berkaitan dengan belajar siswa.
  1. Perencanaan/ rencana tindakan
1).    Membuat skenario pembelajaran yang lebih menarik dengan menerapkan tehnik berkirim salam
2).    Materi tentang hukum bacaan Alif lam Syamsiyah dan Qamariyah
3).    Memberikan tugas kepada siswa untuk membahas di rumah tentang materi yang akan dipelajari.
4).    Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat yel-yel kelompok yang lebih menarik.
5).    Memberikan buku wajib kepada masing-masing siswa untuk dipelajari di rumah.
6).    Mengembangkan format ebservasi pembelajaran (lembaran observasi) untuk setiap tahapan penelitian.

  1. Tindakan
Kegiatan tindakan ini merupakan lanjutan dari siklus I yaitu sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I, antara lain;
1).    Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan  mendistribusikan  siswa berdasarkan kelompok masing-masing.
2).    Guru memberikan motivasi bahwa sisa yang aktif akan diberikan bonus nilai (reward) dan siswa yang tidak aktif akan diberikan ganjaran berupa pengurangan nilai (punishment).
3).    Guru mengulang kembali materi yang akan dipelajari
4).    Setiap anggota membuat masing-masing 2 butir soal disertai jawabannya.
5).    Setiap anggota dari kelompok mengirimkan soal tersebut kepada anggota kelompok lain tanpa membuat tujuan kelompok lain, lalu dimasukkan ke dalam kotak yang telah tersedia.
6).    Guru memanggil 1 orang tiap kelompok untuk mencabut masing-masing 1 kiriman soal yang ada dalam kotak.
7).    Guru mempersilahkan kelompok yang mendapat kiriman soal untuk menjawab soal kelompok lain, selanjutnya guru mencocokkan jawaban tersebut dan memeriksa kebenaran jawabannya hingga akhirnya setiap kelompok mendapat kesempatan yang sama untuk tampil.
8).    Guru melakukan evaluasi tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal dengan memberikan tes tentang materi pelajaran yang telah diberikan selama periode siklus II.
  1. Observasi
1.      Hasil Observasi aktifitas siswa
Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II selama siswa mengikuti pembelajaran jauh berbeda dengan siklus I, di mana pada siklus II ini keaktifan  siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan antusiasnya mereka melakukan diskusi di masing-masing kelompok dan berusaha semaksimal mungkin untuk ikut serta berperan dalam kelompok masing-masing. Kondisi tingkatan keaktifan siswa pada siklus II ini dapar dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3
 Rangkuman hasil observasi aktifitas siswa setelah dilakukan siklus II


No
Indikator
Hasil Observasi Siklus 2
Rata-rata hasil
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Observasi Siklus II
1.
Membaca
71.00%
76.00%
73.50%
2.
Berdiskusi
65.00%
74.00%
69.50%
3.
Bertanya
65.00%
71.00%
68.00%
4.
Menjawab pertanyaan
71.00%
76.00%
73.50%
5.
Memperhatikan
71.00%
82.00%
76.50%
6.
Semangat
82.00%
82.00%
82.00%
7.
Mencatat
75.00%
82.00%
78.50%
8.
Mengemukakan pendapat
68.00%
74.00%
71.00%

Jumlah
568.00%
617.00%
592.50%

Persentase Rata-rata
71.00%
77.13%
74.06%


Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II dan dilakukan observasi, didapatkan persentase aktifitas siswa secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 74,06 %. Berarti perbaikan yang dilakukan pada siklus II mampu meningkatkan persentase aktifan siswa  sebesar  11,12 %.  Angka tersebut telah dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan sebelumnya yaitu 70%. Berarti tindakan tidak perlu dilanjutkan.
2. Hasil Evaluasi Belajar
Skor hasil belajar rata-rata yang diperoleh melalui tes hasil belajar setelah selesai tindakan pada siklus kedua secara keseluruhan dapat juga dijadikan sebagai indikator kinerja. Perhitungan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa mengungkap pada siklus II adalah 70,44. Capaian tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar setelah tindakan pada siklus II. Angka tersebut telah dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan sebelumnya yaitu 65. Berarti tindakan tidak perlu dilanjutkan.
       d.  Analisis Reflektif
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model koperatif tehnik berkirim salam dan soal cukup memuaskan dibandingkan dengan tindakan pada siklus I. Hal ini terlihat dari aktifan siswa yang meningkat hingga mencapai persentase 74,06 %, sedangkan hasil belajar yang dicapai siswa sebesar 70,44. Peningkatan aktifan dan hasil belajar ini didukung oleh semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

D.    Pembahasan

Berdasarkan  hasil penelitian yang dicapai pada siklus pertama, ada beberapa hal yang menjadi catatan peneliti baik positif maupun negatif sebagai konsekuensi diterapkannya strategi pembelajaran ini. Dimana catatan negatif pada siklus I, telah dilakukan perbaikan pada siklus II agar capaian yang diperoleh dapat lebih baik.
Kondisi aktifan siswa pada siklus I telah meningkat bila dibandingkan dengan kondisi awal sebelum menerapkan motode tehnik berkirim salam dan soal ini. Berdasarkan observasi pada siklus ini aktifan siswa mulai dari kegiatan membaca, diskusi, membuat pertanyaan, begitu juga dengan mengeluarkan pendapat  telah menunjukkan suatu kemajuan. Di mana rata-rata aktifan siswa sebesar 62,94 %. Sedangkan nilai hasil belajar siswa setelah siklus I ini menunjukkan peningkatan juga dari kondisi awal. Adapun  rata-rata nilainya sebesar 62,88. 
Pada dasarnya nilai dan aktifan siswa telah meningkat, namun nilai tersebut belumlah mencapai  indikator kerja yang telah ditentukan, karena indikator kerja aktifan siswa sebesar 70 % sedangkan indikator kerja hasil belajar sebesar 65. berdasarkan hal tersebut, maka diadakanlah perbaikan pada siklus II.
Perbaikan yang dilakukan pada siklus II  semakin baik, hal ini karena antusias siswa pada saat pembelajaran dengan model kooperatif tehnik berkirim salam dan soal bertambah semangat, sedangkan nilai hasil belajarnya semakin tinggi sehingga mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Adapun rata-rata nilai siswa pada siklus II dengan rata-rata 70,44. Maka dari siklus I ke siklus II telah ada peningkatan nilai yang cukup tinggi sebesar 7,56. Sedangkan aktifan siswa pada siklus II ini telah mencapai  rata-rata 74,06 % dengan peningkatan sebesar 11,12 %.
Peningkatan hasil observasi dan hasil evaluasi belajar tersebut dapat dilihat pada chart berikut :










Berdasarkan hal di atas, bahwa meningkatnya nilai siswa sangat tergantung dengan keaktifannya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang aktif, maka dia akan memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak dan kurang aktif. Kondisi inilah yang harus diterapkan dengan memberikan kesempatan agar siswa yang meraih materi dan guru tidak mendikte siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Prayitno (1973:99) bahwa: ”Untuk belajar yang aktif menolak praktik yang menyuapi atau menjajahi murid dengan sejumlah pengetahuan melainkan memberikan kesempatan agar murid-murid itu sendiri yang meraih materi itu”.
Pembelajaran dengan metode kooperatif tehnik berkirim salam dan soal merupakan salah satu dari metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini telah dapat meningkatkan aktifan belajar dalam mata pelajaran agama, begitu juga dengan hasil belajar yang dicapai siswa juga semakin meningkat dengan menggunakan metode ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode kooperatif tehnik berkirim salam dan soal telah dapat memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan aktifan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi data dan hasil pembahasan penelitian yang diuraikan di atas yaitu tentang Peningkatan aktifitas dan hasil belajar pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode kooperatif teknik berkirim salam dan soal di SMPN 35 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Peningkatan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dapat tercapai yang ditandai dengan terus meningkatnya frekuensi  aktifan siswa saat pembelajaran, baik itu dalam berdiskusi, membaca materi, membuat pertanyaan, maupun menjawab serta mengeluarkan pendapat.  
  2. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pembelajaran  dengan metode kooperatif  tehnik berkirim salam dan soal selain dapat meningkatkan keaktifan siswa , juga mampu membantu meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa.
  3. Metode kooperatif tehnik berkirim salam dan soal  dapat digunakan dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan pada gilirannya membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

B.     Saran

Berdasarkan refleksi, pembahasan dan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut :
  1. Metode kooperatif tehnik berkirim salam dan soal dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, maka  diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan  metode ini pada bidang studi lain dengan berbagai variasi.
  2. Dalam upaya  peningkatan keaktifan siswa dalam belajar di sekolah, disarankan kepada pihak yang terkait untuk dalam  melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung dan menunjang sehingga terciptanya suasana belajar yang pro aktif serta nilai hasil belajar siswa menjadi meningkat.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Deporter, Bobi & Mike Hernacki, (1999), Quantum Learning. Bandung : Kifa
Djaafar, Tengku Zahara (2001).  Konstribusi Strategi Pembelajaran Terhadap   Hasil Belajar. Jakarta : FIP UNP

Ibrahim, Muslimin Dkk (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya  : UNESA Unibersity
Lie, Anita (2002). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Prayitno, (1973). Tehnik bimbingan penyuluhan dasar-dasar pengungkapan masalah. Padang : FIP-IKIP Padang.

Slameto (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Slavin, Robert E (1995). Cooperatif Learning; Teory Research and Practice. Singapura : Allyn & Bacon

1 komentar:

  1. PTK nya menjadi masukan untuk meningkatkan pembelajaran PAI di sekolah-sekolah terima kasih

    BalasHapus

berkaryalah. terima kasih

Komentar facebook