Inspirasi

"Students don`t Care How Much You Know until They Know How Much You care" -=Siswa tidak peduli Betapa pintarnya Seorang guru, Yang mereka pedulikan adalah apakah guru tersebut juga peduli terhadap dirinya=-

Kamis, 12 April 2012

Aplikasi Pendidikan Karakter dalam Ujian Nasional 2012



Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

Pendidikan Karakter ialah  suatu sistem Penanaman nilai-nilai karakter warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam Pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.

Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.

Adapun Pembentukan karakter ini merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. 

Dalam beberapa minggu ke depan para pelajar di seluruh Indonesia termasuk di Kota Padang mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK akan mengikuti tahap yang sangat menentukan dalam perjalanan proses pendidikannya yaitu Ujian Nasional.

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga sebagai seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya dan pemetaan mutu program satuan pendidikan.
Pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA/MA akan mulai digelar pada Minggu depan pada tanggal 16-19 April 2012, dan Ujian Nasional susulan akan dilaksanakan pada 23-26 April. Sedangkan mata pelajaran yang diujikan adalah untuk Program IPA adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Matematika, Kimia dan Biologi. Untuk Program IPS mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Matematika, Sosiologi, Geografi. Sementara untuk MA Program Keagamaan pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Tafsir, Matematika, Fiqih dan Hadist
Demikian pula untuk  pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMK akan mulai digelar pada tanggal  16-19 April 2012, dan Ujian Nasional susulan akan dilaksanakan pada 16-18 April  dan Ujian Nasional susulan akan dilaksanakan pada 23-25 April 2012. Sementara untuk mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan  Matematika. 

Untuk  Pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP akan dilaksanakan seminggu sesudah tingkat SMA yaitu pada tanggal  23-26 April 2012, dan Ujian Nasional susulan akan berlangsung pada 30 April-4 Mei 2012. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Sedangkan Pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SD/MI akan digelar pada 7-9 Mei 2012, dan Ujian Nasional susulan akan dilaksanakan pada 14-16 Mei 2012. Sedangkan mata pelajaran yang diujikan tidak ada perubahan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Setiap pelajar, orang tuanya termasuk gurunya  tentunya menginginkan anak-anak mereka bisa lulus Ujian Nasional. Dan untuk mencapai itu rambu-rambu dan nilai kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional harus betul-betul ditanamkan untuk mencapai tujuan itu. 
Mungkin terlalu sempit atau bisa jadi dianggap sangat tidak berdasar kalau kita katakan bahwa kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Nasional menjadi indikator ketidak jujuran pendidikan kita. Namun, tidak salah, bila dijadikan sebagai salah satu indikator. Karena masih banyak unsur atau elemen lain yang bisa dijadikan indikator. Bila kita benar-benar jujur, maka kecurangan yang dilakukan oleh siswa,guru, kepala sekolah maupun para pengambil kibijakan pendidikan dengan manipulasi nilai Ujian Nasional tersebut, adalah sebuah bentuk bentuk ketidak jujuran tersebut. Sekolah sebagai salah satu basis atau learning center of honesty, selama ini sudah kehilangan makna kejujuran..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/01/pendidikan-karakter-dipertaruhkan-dalam.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Mungkin terlalu sempit atau bisa jadi dianggap sangat tidak berdasar kalau kita katakan bahwa kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Nasional menjadi indikator ketidak jujuran pendidikan kita. Namun, tidak salah, bila dijadikan sebagai salah satu indikator. Karena masih banyak unsur atau elemen lain yang bisa dijadikan indikator. Bila kita benar-benar jujur, maka kecurangan yang dilakukan oleh siswa,guru, kepala sekolah maupun para pengambil kibijakan pendidikan dengan manipulasi nilai Ujian Nasional tersebut, adalah sebuah bentuk bentuk ketidak jujuran tersebut. Sekolah sebagai salah satu basis atau learning center of honesty, selama ini sudah kehilangan makna kejujuran..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/01/pendidikan-karakter-dipertaruhkan-dalam.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

Mungkin terlalu sempit atau bisa jadi dianggap sangat tidak berdasar kalau kita katakan bahwa kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Nasional menjadi indikator ketidak jujuran pendidikan kita. Namun, tidak salah, bila dijadikan sebagai salah satu indikator. Karena masih banyak unsur atau elemen lain yang bisa dijadikan indikator. Bila kita benar-benar jujur, maka kecurangan yang dilakukan oleh siswa,guru, kepala sekolah maupun para pengambil kibijakan pendidikan dengan manipulasi nilai Ujian Nasional tersebut, adalah sebuah bentuk bentuk ketidak jujuran tersebut. Sekolah sebagai salah satu basis atau learning center of honesty, selama ini sudah kehilangan makna kejujuran

Untuk itu seharusnya Ujian Nasional bukan tidak dimaknai hanya urusan kelulusan semata tetapi bisa menjadi media dalam membangun karakter bangsa. Dimana salah satu poin penting dari tugas pendidikan adalah membangun karakter anak didik. Jadi jika dalam pelaksanaan  Ujian Nasional sudah dilakukan dengan tidak jujur menghalalkan segala cara percuma saja pembangunan karakter yang sering didengungkan selama ini. Tentunya menjadi pertanyaan besar jika dalam Ujian sudah tidak jujur ke depannya bagaimana bangsa ini jika generasi mudanya dilahirkan dari proses pendidikan yang tidak jujur.

Maka dalam hal ini, jangan memaksakan siswa harus lulus 100% jika mreka memang tidak mampu, selayaknya semua komponen berbuat apa adanya dan itu merupakan kemampuan individu dari masing-masing siswa setelah mereka mengecap pendidikan di setiap tingkat. Begitu juga pihak Instansi terkait, diharapkan jangan terlalu monoton dan membebani pihak sekolah terutama Kepala Sekolah sebagai unsur pimpinan agar memaksimalkan kelulusan. Ketika hal ini terjadi, maka indikasi ketidakjujuran akan terlaksana. Reputasi dan nama baik sekolah pada dasarnya dipertaruhkan pada saat Ujian Nasional, akan tetapi hal ini akan terlihat, sejauhmana kita memahami dan mengamalkan pendidikan karakter tersebut. Apakah kita sudah mampu atau belum?? Siapkah kita melihat siswa-siswa mengalami kegagalan dalam ujian nasional?? 

Kondisi di atas mengatakan ada dua pilihan bagi dunia pendidikan. Ketika berkeinginan pendidikan karakter ini terus dilanjutkan dan ditanamkan kepada generasi penerus, maka salah satu aplikasi dari teori yang telah kita paparkan selama ini, maka pelaksanaan ujian nasional 2012 ini merupakan langkah awal aplikasi kejujuran dalam pendidikan berkarakter. Namun ketika kita tetap menjalankan kebiasaan lama dengan menghalalkan segala cara ketika berlangsungnya ujian nasional, maka yakinlah bahwa pendidikan karakter itu tidak akan berjalan seperti yang diharapkan, bahkan akan kita telah menanam dan menyiram generasi penerus yang tidak bermartabat dan akan lahir gayus-gayus penerus.

Akankah ini berjalan sesuai dengan cita-cita Pendidikan nasional untuk menciptakan pendidikan yang berkarakter atau sebaliknya. Mari kita tunggu saat……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkaryalah. terima kasih

Komentar facebook