Inspirasi

"Students don`t Care How Much You Know until They Know How Much You care" -=Siswa tidak peduli Betapa pintarnya Seorang guru, Yang mereka pedulikan adalah apakah guru tersebut juga peduli terhadap dirinya=-

Senin, 14 April 2014

PTK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM "MAKE A MATCH"

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN  KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 35 PADANG


 










Oleh :

NAMA               : MHD AYUB, S.PdI
NIP                     : 19771001 200604 1 005
Pangkat/ Gol            : Penata / III.C
JABATAN         : Guru PAI SMPN 35 Padang
ALAMAT          : Jln. Seberang Palinggam







DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG
SMP NEGERI 35 PADANG
2012




BAB  I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah

            Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Proses pendidikan itu dapat dilakukan melalui pendidikan formal, baik tingkat dasar maupun menengah. Di samping itu  pemerintah mewujudkan tujuan pendidikan dengan mencanangkan pendidikan wajib 9 tahun.
            Proses mencerdaskan, membentuk watak dan budaya yang bermartabat sangat erat hubungannya dengan pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama Islam adalah salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir dan tingkah laku siswa. Peranan pendidikan agama Islam sangat menentukan terhadap prilaku dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
            Mengingat pentingnya pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pembentukan pola pikir siswa dan tingkah laku, tidaklah berlebihan jika siswa diharapkan mempunyai pemahaman yang baik tentang pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama Islam merupakan suatu pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan sebagai makhluk ciptaan-Nya. Artinya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut, namun ketika siswa hanya diam dan tidak memperhatikan sama sekali, maka  siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat dikatakan aktif dan dapat mengakibatkan hasil belajar yang rendah.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus untuk mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Usaha tersebut di antaranya dengan mengeluarkan Perda tentang Wajib pandai baca Tulis Al-Qur`an, penyempurnaan kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan menambahkan pelajaran Pendidikan Al-Quran, menambah sarana  dan prasarana pendidikan serta  mengadakan pembinaan guru melalui penataran. Bahkan  Beberapa usaha untuk mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam juga telah dilakukan di SMPN 35 Padang, namun usaha tersebut masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
Metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan sekarang ini masih banyak mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Seperti halnya pada materi ilmu tajwid dari masa kemasa selalu menggunakan cara-cara lama dengan ceramah dan membaca al-Qur’an sehingga cara-cara seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama.
Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam  merupakan indikasi bahwa pembelajaran itu berjalan dengan tidak efektif. Capaian hasil belajar yang belum optimal menunjukkan telah terjadinya kesenjangan antara kenyataan dengan harapan. Rendahnya aktivitas diduga karena adanya beberapa komponen pembelajaran yang belum berfungsi secara baik. Oleh karena itu, guru dan siswa adalah komponen yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Faktor terpenting di dalam keberhasilan pengajaran adalah guru. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Pembelajaran yang kurang aktif, tidak efektif dan kurang menyenangkan sangat menarik untuk diteliti lebih dalam  melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna mengetahui ”implementasi Model Pembelajaran  kooperatif Make A Match untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 35 Padang.

A.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Apakah penggunaan model Make A Match dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII di SMPN 35 Padang?”

Untuk Lebih lengkapnya Silahkan DOWNLOAD

Komentar facebook