LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM
PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 35 PADANG
Oleh :
NAMA :
MHD AYUB, S.PdI
NIP : 19771001 200604 1 005
Pangkat/
Gol : Penata / III.C
JABATAN : Guru
PAI SMPN 35 Padang
ALAMAT : Jln.
Seberang Palinggam
DINAS
PENDIDIKAN KOTA PADANG
SMP NEGERI 35
PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat. Proses pendidikan itu dapat dilakukan
melalui pendidikan formal, baik tingkat dasar maupun menengah. Di samping itu pemerintah mewujudkan tujuan pendidikan dengan
mencanangkan pendidikan wajib 9 tahun.
Proses
mencerdaskan, membentuk watak dan budaya yang bermartabat sangat erat
hubungannya dengan pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama Islam adalah salah satu ilmu
dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir dan tingkah
laku siswa. Peranan pendidikan agama Islam sangat menentukan terhadap prilaku
dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat
pentingnya pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pembentukan pola pikir
siswa dan tingkah laku, tidaklah berlebihan jika siswa diharapkan mempunyai
pemahaman yang baik tentang pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama
Islam merupakan suatu pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan
sebagai makhluk ciptaan-Nya. Artinya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut, namun ketika siswa hanya diam dan
tidak memperhatikan sama sekali, maka
siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat dikatakan aktif dan dapat
mengakibatkan hasil belajar yang rendah.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus untuk
mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Usaha
tersebut di antaranya dengan mengeluarkan Perda tentang Wajib pandai baca Tulis
Al-Qur`an, penyempurnaan kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dengan menambahkan pelajaran Pendidikan Al-Quran, menambah sarana dan prasarana pendidikan serta mengadakan pembinaan guru melalui penataran.
Bahkan Beberapa usaha untuk mendukung
keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam juga telah dilakukan di SMPN
35 Padang, namun usaha tersebut masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Kenyataan
di lapangan menunjukkan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
Metodologi pembelajaran agama Islam
yang diterapkan sekarang ini masih banyak mempertahankan cara-cara lama (tradisional)
seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak
kering. Seperti halnya pada materi ilmu tajwid dari masa kemasa selalu
menggunakan cara-cara lama dengan ceramah dan membaca al-Qur’an sehingga
cara-cara seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan
kurang bersemangat dalam belajar agama.
Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan
agama Islam merupakan indikasi bahwa
pembelajaran itu berjalan dengan tidak efektif. Capaian hasil belajar yang
belum optimal menunjukkan telah terjadinya kesenjangan antara kenyataan dengan
harapan. Rendahnya aktivitas diduga karena adanya beberapa komponen
pembelajaran yang belum berfungsi secara baik. Oleh karena itu, guru dan siswa
adalah komponen yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Faktor terpenting di dalam
keberhasilan pengajaran adalah guru. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam
mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar,
maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai
fasilitator yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif,
sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran
dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan
menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal
tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang
memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah
subyek utama dalam belajar.
Pembelajaran yang kurang aktif, tidak efektif
dan kurang menyenangkan sangat menarik untuk diteliti lebih dalam melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna
mengetahui ”implementasi Model Pembelajaran kooperatif Make A Match untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri 35 Padang.
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah ”Apakah penggunaan model Make A Match dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII di SMPN 35
Padang?”
Untuk Lebih lengkapnya Silahkan DOWNLOAD