BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam adalah salah
satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir dan
tingkah laku siswa. Peranan pendidikan agama Islam sangat menentukan terhadap
prilaku dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya pembelajaran pendidikan
agama Islam dalam pembentukan pola pikir siswa dan tingkah laku, tidaklah
berlebihan jika siswa diharapkan mempunyai pemahaman yang baik tentang pendidikan
agama Islam, karena pendidikan agama Islam merupakan suatu pedoman bagi umat
Islam dalam menjalankan kehidupan sebagai makhluk ciptaan-Nya. Artinya siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut,
namun ketika siswa hanya diam dan tidak memperhatikan sama sekali, maka siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat
dikatakan aktif dan dapat mengakibatkan hasil belajar yang rendah.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh
pemerintah secara terus menerus untuk mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan
agama Islam di sekolah. Usaha tersebut di antaranya dengn penyempurnaan
kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menambah
sarana dan prasarana pendidikan
serta mengadakan pembinaan guru melalui
penataran. Beberapa usaha untuk mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan
agama Islam juga telah dilakukan di SMPN 35 Padang, namun usaha tersebut masih belum memberikan
hasil yang memuaskan. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak siswa yang
kurang memahami pendidikan agama Islam dengan baik, hal ini dapat dilihat dari keaktifan
siswa ketika pembelajaran berlangsung hanya 40 % dan rata-rata nilai ulangan harian siswa hanya 5,6.
Rendahnya aktifan dan capaian hasil belajar
tersebut merupakan indikasi bahwa pembelajaran itu berjalan dengan tidak
efektif. Capaian hasil belajar yang belum optimal menunjukkan telah terjadinya
kesenjangan antara kenyataan dengan harapan. Rendahnya aktifan dan hasil
belajar diduga karena adanya beberapa komponen pembelajaran yang belum
berfungsi secara baik. Oleh karena itu, guru dan siswa adalah komponen yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan, maka ada
beberapa faktor penyebab rendahnya aktifitas dan hasil belajar, di antaranya;
siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang disebabkan tidak mengerjakan PR, siswa
jenuh ketika belajar pendidikan agama Islam, siswa terdorong melakukan kegiatan
lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran seperti membaca, mengobrol,
bermain, berdiam diri tanpa memperhatikan keterangan guru dan bahkan ada yang
keluar yang disebabkan guru terlalu monoton dalam satu metode pembelajaran.
Melihat dari kondisi yang ada di
lapangan dengan yang idealnya, sangat jauh berbeda, karena pendidikan agama
Islam sudah sepantasnya dikuasai oleh siswa sebagai pedoman dalam menjalankan
hidup dan hasil belajar yang diperolehnya berada di bawah rata-rata Kriteria
Ketuntasan Belajar (KKM). Sedangkan secara idealnya mereka harus mampu
menguasai Pendidikan agama Islam yang akan diterapkan dalam kehidupan dan
memiliki nilai minimal rata-rata Kriteria Ketuntasan Belajar (6,5), namun itu
semua masih jauh dari apa yang diharapkan.
Sifat pembelajaran pendidikan agama
Islam sekolah yang berjenjang dan spiral membuat masalah di atas tidak bisa
terus-menerus dibiarkan, karena akan membuat siswa menghadapi kendala untuk
maju ke tahap pembelajaran berikutnya. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu
diterapkan pembaharuan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam hal ini
guru harus dapat melaksanakan model pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam memahami pendidikan agama
Islam dengan baik.
Menciptakan proses pembelajaran yang
menunjang keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dan hasil belajarnya
menjadi lebih baik, guru dapat menerapkan dan merancang berbagai strategi. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk dapat menunjang aktifitas siswa dalam
belajar sehingga hasil belajarnya meningkat adalah melalui pembelajaran model kooperatif
tipe berkirim salam dan soal. Pembelajaran model kooperatif tipe berkirim salam
dan soal ini siswa diberi kesempatan untuk memahami pendidikan agama Islam. Siswa
dilatih untuk dapat bekerja sama dengan
teman-teman sekelompoknya dan mengembangkan ide-ide mereka kemudian
menerangkannya dalam bentuk soal yang nantinya akan dikirim ke kelompok lain.
Di samping itu mereka juga dituntut untuk mampu memberikan solusi dari soal
yang diajukan oleh kelompok lain. Pembelajaran melalui model kooperatif tipe berkirim
salam dan soal akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan
selanjutnya akan meningkatkan hasil belajarnya.
Oleh karena itu, melalui
penelitian akan dilihat apakah pembelajaran pendidikan agama Islam melalui
model kooperatif tipe berkirim salam dan soal dapat meningkatkan aktifitas dan
hasil belajar siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan model kooperatif
tipe berkirim salam dan soal dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas VII di SMPN 35 Padang?
2. Apakah penggunaan model kooperatif
tipe berkirim salam dan soal dalam pembelajaran